Senin, 15 November 2010

Alap-alap putih Elang Putih



The Javan Eagle population in Halimun mountain is almost extinct, menyusul kerusakan kawasan hutan lindung akibat adanya penebangan liar yang dilakukan masyarakat.
“Saat ini populasi elang jawa yang ada tercatat sebanyak 19 ekor dan sebelumnya mencapai 200 ekor,” kata Petugas Pengendalian Ekosistem Hutan di Kawasan Tanaman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Dede Nugraha, Rabu.
Menurut dia, menyusutnya populasi burung yang dilindungi pemerintah itu disebabkan tanaman hutan yang dijadikan sumber makanan menepis bahkan beberapa titik menghilang akibat adanya penebangan liar.
Saat ini, menurut dia, elang jawa yang ada hanya tersebar di daerah Cikaniki, Blok Wates dan Gunung Endut sekitar kawasan hutan lindung TNGHS.
Oleh karena itu, pihaknya bersama petugas polisi hutan secara berkala terus melakukan monitoring keberadaan elang jawa, sehingga satwa langka itu tidak terancam punah.
Hingga saat ini, lanjut Dede, berdasarkan hasil monitoring di lapangan hanya sebanyak 19 ekor burung elang jawa yang masih berkeliaran di kawasan hutan konservasi TNGHS.
Akan tetapi, satwa langka itu hingga sekarang belum juga berkembang-biak karena adanya kerusakan kawasan hutan taman nasional itu.
Ia mengatakan, untuk mencegah kepunahan elang jawa di kawasan hutan Gunung Halimun-Salak, maka pihaknya selain melakukan pengamanan ketat juga memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan konservasi.
Kawasan hutan lindung TNGHS yang meliputi tiga Kabupaten yakni Lebak, Bogor dan Sukabumi, banyak satwa spesies yang dilindungi pemerintah. Misalnya, elang jawa, owa abu-abu, macan tutul dan lainnya, katanya.
“Kami meminta masyarakat jangan sampai terjadi pemburuan satwa-satwa langka karena akan merugikan anak cucu kita,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengelolaan TNGHS wilayah Kabupaten Lebak, Pepen Rachmat, mengemukakan bahwa hingga saat ini spesies elang yang ada di hutan konservasi terdapat sebanyak 16 jenis, diantaranya elang jawa, elang hitam, elang alap-alap nipon, elang brontak, elang perut karet, elang alap-alap tikus, elang besar laut, dan elang alap-alap jawa.
“Spesies elang tersebut tetap dimonitor petugas, agar tidak terjadi kepunahan,” katanya.
Cintai mereka jangan biarkan mereka punah

Harimau Bali

Mei 18, 2008 pada 8:53 am


Harimau Bali (Panthera tigris balica) adalah subspesies harimau yang sudah punah yang dapat ditemui di pulau Bali, Indonesia. Harimau ini adalah salah satu dari tiga sub-spesies harimau di Indonesia bersama dengan harimau Jawa (juga telah punah) dan harimau Sumatera (spesies terancam) Harimau ini adalah harimau terkecil dari tiga sub-spesies; harimau terakhir ditembak pada tahun 1925, dan sub-species ini dinyatakan punah pada tanggal 27 September 1937. Karena besar pulau yang kecil, hutan yang terbatas, populasi yang tidak pernah lebih besar dan dianggap tidak ada yang selamat hari ini. Spesies ini punah karena kehilangan habitat dan diburu.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TANGGAL 27 JANUARI 1999 Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

SATWA
I. MAMALIA (Menyusui)
1 Anoa depressicornis Anoa dataran
rendah, Kerbau pendek
2 Anoa quarlesi Anoa pegunungan
3 Arctictis binturong Binturung
4 Arctonyx collaris Pulusan
5 Babyrousa babyrussa Babirusa
6 Balaenoptera musculus Paus biru
7 Balaenoptera physalus Paus bersirip
8 Bos sondaicus Banteng
9 Capricornis sumatrensis Kambing Sumatera
10 Cervus kuhli; Axis kuhli Rusa Bawean
11 Cervus spp. Menjangan, Rusa sambar
(semua jenis dari genus Cervus)
12 Cetacea Paus
(semua jenis dari famili Cetacea)
13 Cuon alpinus Ajag
14 Cynocephalus variegatus Kubung,
Tando, Walangkekes
15 Cynogale bennetti Musang air
16 Cynopithecus niger Monyet hitam Sulawesi
17 Dendrolagus spp. Kanguru pohon
(semua jenis dari genus Dendrolagus)
18 Dicerorhinus sumatrensis Badak Sumatera
19 Dolphinidae Lumba-lumba air laut
(semua jenis dari famili Dolphinidae)
20 Dugong dugon Duyung
21 Elephas indicus Gajah
22 Felis badia Kucing merah
23 Felis bengalensis Kucing
hutan, Meong congkok
24 Felis marmorota Kuwuk
25 Felis planiceps Kucing dampak
26 Felis temmincki Kucing emas
27 Felis viverrinus Kucing bakau
28 Helarctos malayanus Beruang madu
29 Hylobatidae Owa, Kera tak berbuntut (semua jenis dari famili Hylobatidae)
30 Hystrix brachyura Landak
31 Iomys horsfieldi Bajing terbang ekor merah
32 Lariscus hosei Bajing tanah bergaris
33 Lariscus insignis Bajing tanah, Tupai tanah
34 Lutra lutra Lutra
35 Lutra sumatrana Lutra Sumatera
36 Macaca brunnescens Monyet Sulawesi
37 Macaca maura Monyet Sulawesi
38 Macaca pagensis Bokoi, Beruk Mentawai
39 Macaca tonkeana Monyet jambul
40 Macrogalidea musschenbroeki Musang Sulawesi
41 Manis javanica Trenggiling, Peusing
42 Megaptera novaeangliae Paus bongkok
43 Muntiacus muntjak Kidang, Muncak
44 Mydaus javanensis Sigung
45 Nasalis larvatus Kahau, Bekantan
46 Neofelis nebulusa Harimau dahan
47 Nesolagus netscheri Kelinci Sumatera
48 Nycticebus coucang Malu-malu
49 Orcaella brevirostris Lumba-lumba air tawar, Pesut
50 Panthera pardus Macan kumbang, Macan tutul
51 Panthera tigris sondaica Harimau Jawa
52 Panthera tigris sumatrae Harimau Sumatera
53 Petaurista elegans Cukbo, Bajing terbang
54 Phalanger spp. Kuskus (semua jenis dari genus Phalanger)
55 Pongo pygmaeus Orang utan, Mawas
56 Presbitys frontata Lutung dahi putih
57 Presbitys rubicunda Lutung merah, Kelasi
58 Presbitys aygula Surili
59 Presbitys potenziani Joja, Lutung Mentawai
60 Presbitys thomasi Rungka
61 Prionodon linsang Musang congkok
62 Prochidna bruijni Landak Irian, Landak semut
63 Ratufa bicolor Jelarang
64 Rhinoceros sondaicus Badak Jawa
65 Simias concolor Simpei Mentawai
66 Tapirus indicus Tapir, Cipan, Tenuk
67 Tarsius spp. Binatang hantu, Singapuar (semua jenis dari genus Tarsius)
68 Thylogale spp. Kanguru tanah (semua jenis dari genus Thylogale)
69 Tragulus spp. Kancil, Pelanduk, Napu (semua jenis dari genus Tragulus)
70 Ziphiidae Lumba-lumba air laut (semua jenis dari famili Ziphiidae)

yang Cantik namun Terancam Sirna

Dewi
| 19 April 2010 | 12:55 via Mobile Web

Pernah tahu yang namanya anggrek hitam ? Nama yang unik ya..? Anggrek yang identik dengan bunga yang cantik diikuti kata hitam. Apakah ini berarti anggreknya berbunga warna hitam ?  Hmm, tadinya aku pun berharap demikian. Pasti unik sekali, karena selama ini, belum sekali pun aku menemukan tanaman berbunga hitam !
Namun, coba amatilah gambar ini. Lho, ko gini.. ko ga ada hitam-hitamnya ? Kelopak dan mahkotanya berwarna hijau tu.. Trus mana hitamnya..? Coba lihatlah dengan cermat lidahnya. Hehehe, ada bentol-bentol hitamnya kan..?  “Ahhh, penamaan yang menyesatkan..!” Demikianlah kata seorang teman ketika melihat anggrek ini untuk pertama kalinya.
coelogyne-pandurata dicopas dari www.anggrek.org
coelogyne-pandurata dicopas dari www.anggrek.org
Buat yang belum tahu, anggrek ini adalah flora identitas propinsi Kalimantan Timur. Sering dijumpai di hutan Kalimantan Timur, terutama di Kersik  Luway. Hanya bisa dijumpai di sanakah..? Ga juga sih, karena Coelogyne pandurata Lindley, nama ilmiah anggrek ini tersebar juga di Brunei, Malaysia: Sabah dan Serawak, Sumatra, Kalimantan pada umumnya dan di Philipina: Mindanao, Luzon dan pulau Samar.
Anggrek ini tumbuh epifit pada pohon tua, di dekat pantai atau di daerah rawa dataran rendah yang cukup panas. Namun, ia pun dapat beradaptasi di tempat yang berketinggian di atas 1000 m dpl. Ko tahu ? Iya, karena anggrek ini mampu tumbuh normal dan berbunga sebagaimana mestinya meskipun ditanam di taman yang cukup ternaungi di kebun raya Eka Karya Bali yang berketinggian 1250 m. So, bagi yang penasaran, ingin melihatnya secara langsung, datang saja ke kebun kami periode April-Mei atau Agustus-Oktober.
Harapanku, bunga ini tetap jadi flora identitas Kaltim, sampai kapan pun. Ko gitu, kenapa ? Karena sekarang anggrek ini sudah terancam punah.  Penyebab pertama: deforestasi. Seperti yang kita tahu laju deforestasi hutan di negara kita ini begitu tinggi. Di Kalimantan saja, laju deforestasinya mencapai  362.821 hektar per tahun (KLH, 2009). Ketika pohon yang menjadi habitatnya ditebang, maka lenyap pulalah anggrek hitam. Sebab kedua kepunahan adalah perburuan manusia. Bagi pecintanya, anggrek ini begitu populer. Kata hitam yang mengikutinya menimbulkan rasa penasaran. Tak heran jika mereka rela memburunya dengan harga berapa pun. Hal inilah yang mendorong makin meningkatnya perburuan anggrek di alam.
Memang ga bisa ya anggrek hitam dikembangkan, dibudidayakan melalui cara lain ? Bisa sih, misalnya melalui kultur jaringan. Hasil yang dicapai dari proses itu cukup signifikan. Tapi sayangnya, prosesnya rumit, butuh waktu, modal dan tidak mudah dilakukan orang awam. Oleh karena itu, orang lebih suka memanennya langsung di alam.
Tak adakah perlindungan terhadapnya ? Ada PP Nomor 7 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa jenis-jenis anggrek  tertentu ini dilindungi dan dilarang diperdagangkan bebas (kecuali hasil penangkaran). Namun seperti PP dan peraturan lainnya, tak ada tajinya. Minim penegakan sehingga tak mampu meredakan perburuan di alam bebas. Kata seorang teman, berkarung-karung anggrek yang dipanen langsung dari hutan bisa bebas diperdagangkan di sebuah pasar di pedalaman Kalimantan, dengan harga mulai dari Rp 25.000,-.
paphiopedilum_glaucophyllum, copy right tercantum dicopas dari www.rrambey2003.blogspot.com
paphiopedilum_glaucophyllum, copy right tercantum dicopas dari www.rrambey2003.blogspot.com
Hal serupa sekarang juga terjadi pada spesies Paphiopedilum spp. Pada Cites Appendix II,  spesies ini dinyatakan terancam punah. Secara fisik, spesies ini pun tak kalah cantiknya dengan anggrek hitam. Tadinya, anggrek ini mudah dijumpai di hutan sekitar Bedugul. Namun kini sudah tak ada lagi, berganti posisi di lapak-lapak tanaman hias yang ada di sepanjang jalan Bedugul. Dijual dengan harga mulai Rp 50.000,-. Bunganya yang cantik, membuat para pecinta anggrek tergiur untuk membelinya. Sayangnya, antusiasme ini tak  disertai pengetahuan bahwa anggrek ini hanya mampu tumbuh di dataran tinggi. Pengunjung yang sebagian besar berdomisili di daerah dataran rendah tidak tahu bahwa memaksakan Paphiopedillum ditanam di dataran rendah hanya akan berakhir sia-sia.
Sungguh sedih rasanya, kekayaan alam yang disediakan gratis oleh Tuhan buat kita, lagi-lagi harus lenyap karena keserakahan kita. Tak bisakah kita sekedar menikmati keindahannya melalui gambar saja tanpa harus memilikinya ?
Andai kata anda benar-benar ingin memilikinya, tolong pastikan itu adalah hasil budidaya, bukan hasil perambahan di alam. Tolong pelajari dulu sifatnya, cara perawatannya sehingga anggrek tersebut bisa tumbuh dengan baik, bukannya mati. Jika memang suatu saat anggrek itu sudah tak bisa ditemui lagi di alam, aku berharap masih bisa menemuinya di taman koleksi Anda.

Minggu, 14 November 2010

Letusan Bintik Matahari Ancam Bumi

Pasalnya, material yang "dimuntahkan" oleh erupsi tersebut mengarah lurus ke arah bumi.
VIVAnews - Kabar tak menyenangkan lagi-lagi datang dari ranah astronomi. Akhir minggu lalu, salah satu bintik matahari baru saja erupsi alias meletus dan menyemburkan korona dalam jumlah besar atau disebut sebagian orang sebagai badai matahari.

Adakah dampaknya terhadap bumi? Ada. Tetapi, siapa pun berharap hal itu tidak terjadi.

Jika Anda pernah mendengar berita tentang prediksi badai matahari yang terjadi di tahun 2013 nanti dan akan melumpuhkan seluruh aktivitas di bumi, kurang lebih apa yang terjadi akhir minggu lalu juga demikian. Akan tetapi, skalanya kali ini kemungkinan tidak sebesar perkiraan sebelumnya.

Pada gambar korona, atau cahaya semu di sekitar matahari, yang tertangkap oleh Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) dan pesawat ruang angkasa kembar milik NASA, STEREO, nampak awan gas meletus keluar dari bintik matahari 1123 di sekitar bagian selatan matahari pada Jumat dini hari waktu setempat.

Letusan itu telah diklasifikasikan ilmuwan sebagai bintik surya C-4. Sayangnya, material yang "dimuntahkan" erupsi tersebut mengarah lurus ke arah bumi dengan kecepatan nyaris mendekati 500 kilometer per jam.

NASA memperkirakan awan gas tersebut akan sampai ke atmosfer bumi sekitar dua-tiga hari sejak Jumat, atau sekitar hari Minggu atau Senin waktu setempat (Florida, Amerika Serikat). "Pengamat lintang astronomi harus mewaspadai adanya aurora pada hari-hari tersebut," tutur NASA dalam keterangannya, yang dikutip VIVAnews dari TG Daily, Senin 15 November 2010.

Kabar baiknya, kali ini hanya sebagian kecil titik api yang cukup kuat untuk menghasilkan badai matahari. Namun, jika jumlah materinya cukup besar, yang mana kebanyakan mengandung proton dan elektron, tentu saja mampu menghasilkan medan magnet dan radiasi elektromagnetik ke ruang angkasa.

Hasilnya, radiasi yang muncul kemudian merusak seluruh gelombang elektromagnetik di bumi dan membuat bencana besar.

Bisakah Anda membayangkan bumi tanpa telekomunikasi? Hampir seluruh alat transportasi massal akan lumpuh, mulai dari kereta api, MRT, subway, dan tentu saja pesawat terbang.
Segala bentuk navigasi yang berbasis GPS dan berhubungan dengan satelit akan terkena imbas. Jaringan mobile dan radio akan lenyap. Dan, kemungkinan terburuk yang terjadi: beberapa hari ke depan kita hidup tanpa listrik.
Senin, 15 November 2010, 12:12 WIB
Muhammad Chandrataruna

Minggu, 07 November 2010

Bumi Sudah Semakin Sekarat

Bismillah,
Hari ini kita saksikan bahwa di mana-mana - di bumi, di Indonesia - banyak bencana… ada bencana itu ada bencana ini, ada bencana lumpur, ada gunung api, ada banjir, ada gempa, ada itu ada ini… pendek kata bukan karena itu bukan pula karena ini… tetapi salah satunya adalah karena bumi sudah tua… kalau sudah tua memang begitu… akan selalu sakit-sakitan, batuk, demam, diare, sakit otot, sakit tulang dan sebagainya. Posting  kali ini ingin mengajak kita merenung bahwa bumi tempat kita berpijak dan tinggal ini sesungguhnya sudah lama sakit… jangan2 tinggal menunggu kematiannya saja.. Terus apa persiapan kita? Apa sumbangan kita untuk ibu pertiwi yang sedang sakit dan menghadapi kematian ini?
bumi. ww.google.com
Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati
dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup
dan menghidupkan bumi sesudah matinya.
Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan
(dari dalam kuburmu).
QS. Ar Ruum : 19
BERAPA TUA UMUR BUMI?
Bumi kita ini sebenarnya sudah sangat tua. Usianya sudah hampir 5 miliar tahun. Penelitian para pakar Geologi dengan menggunakan metode radiosotop menunjukkan hal itu. Maka, tidak heran Bumi mulai memperlihatkan gejala-gejala ketuaannya. Ibarat manusia, semakin renta dan digerogoti oleh penyakit degeneratif. Tulang-tulangnya mulai rapuh, kulitnya mengeriput, otot-ototnya mengeras dan kaku, pikirannya mulai pikun…
Selama 5 miliar tahun itu, bumi telah mengalami berbagai macam peristiwa. Mulai dari kelahiran dirinya sendiri, sampai gilirannya melahirkan berbagai macam makhluk di dalamnya.
Bumi terlahir sebagai anak matahari. Ia dulu bagian dari matahari, ketika masih berbentuk awan panas alias nebula. Awan panas itu berpusar-pusar, dengan bagian tengah yang paling panas. Semakin ke pinggir semakin dingin.
Maka bagian terpinggir pun bertambah dingin, dan mengarah, pada terbentuknya padatan. Menjadi cikal bakal planet. Begitulah, berangsur-angsur terbentuk planet-planet di sekitar matahari. Termasuk planet ke tiga, yang dinamakan Bumi. Seluruh planet di tata surya kita, yang sudah diketahui, ada 8 buah. Yaitu, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Sedangkan Pluto dan Xena, kini bukan kategori planet lagi.
Bumi terlahir berupa magma pijar berbentuk bola berputar. Tidak ada kehidupan apa pun pada awalnya. Karena suhunya ribuan derajat. Maka bebatuan pun leleh karenanya. Allah berfirman di dalam Al Qur’an bahwa Allah menciptakan bumi dari awan panas yang masih berupa asap.
QS. Fush shilat (41) : 11
Kemudian Dia mengarah kepada langit dan langit itu masih berupa asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.
Di ayat yang lain Allah menginformasikan bahwa langit dan Bumi itu memang dulunya satu. Kemudian dipisahkan antara keduanya. Dalam konteks ini adalah terbentuknya tatasurya.
Ayat berikut ini bisa bermakna universal menunjuk kepada cikal bakal alam semesta, atau bersifat parsial menunjuk kepada cikal bakal tatasurya. Keduanya memiliki proses yang kurang lebih sama. Bahwa benda-benda langit berasal dari kumpulan benda langit lainnya yang lebih besar.
QS. Al Anbiyaa’ (21) : 30
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Dalam berbagai ayat, Allah bercerita bahwa penciptaan Bumi itu terjadi dalam 2 fase. Penciptaan atmosfernya dalam 2 fase. Dan menciptakan segala isinya dalam 4 fase.
banjir. google.com
QS. Fush shilat (41) : 9-10
Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? Demikian itulah Tuhan semesta alam”.
Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Ini adalah penjelasan) bagi orang-orang yang bertanya.
Ayat di atas menggambarkan bahwa Bumi diciptakan Allah dalam dua fase. Yang pertama adalah fase pembentukan habitat dan kawasannya, berupa daratan, gunung-gunung, lautan, dan berbagai fasilitas dasar. Dan yang ke dua adalah fase menciptakan berbagai makhluk hidup seperti tumbuhan, binatang dan manusia. Fase penetapan mekanisme rantai makanan bagi makhluk hidup.
Fase ke dua ini, oleh Allah dibagi lagi menjadi empat fase. Yang pertama, adalah fase ketika Allah menyiapkan komponen dasar kehidupan berupa munculnya unsur-unsur biokimiawi seperti hidrogen, oksigen, karbon dan sebagainya.
Unsur-unsur ini terbentuk di daratan maupun di udara. Di dalam Al Qur’an, Allah menyebut fase itu sebagai fase dimana makhluk manusia belum bisa disebut.
QS. Al Insaan (76) : 1
Bukankah telah datang atas manusia satu fase dari waktu, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
Fase ke dua, adalah fase terbentuknya molekul-molekul biokimiawi, terutama air. Maka terbentuklah lautan dan mekanisme hujan. Zat utama yang bertanggungjawab atas munculnya kehidupan di muka bumi. Allah menegaskan bahwa semua makhluk hidup diciptakanNya dari air. Ada yang memahami ini secara harfiah dari molekul air. Ada juga yang memahaminya sebagai dimulai dari wilayah perairan.
QS. Al Anbiyaa’ (21) : 30
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Bagi yang memahami segala makhluk hidup diciptakan dari air, mereka menunjuk komposisi cikal bakal makhluk hidup memang didominasi oleh air. Manusia misalnya. Manusia dewasa badannya terdiri dari 70% air. Pada anak-anak lebih besar, yaitu sekitar 80%. Sedangkan pada sel telur dan sperma, komposisinya adalah 96% air. Jadi komposisi air semakin besar ketika kita mengarah ke sumber asal-usulnya.
gempa bumi. google.com
Sedangkan pemahaman yang ke dua, mengacu kepada munculnya kehidupan di muka bumi untuk pertama kalinya diperkirakan dari wilayah perairan. Kemudian menyebar ke daratan. Hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Namun demikian, kita bisa mengambil kesimpulan secara simultan, bahwa makhluk hidup diciptakan dari air dan sekaligus muncul dari wilayah perairan.
Kenapa demikian? Karena lautan yang terbentuk di permukaan bumi untuk pertama kalinya itulah tempat paling ideal untuk memulai kehidupan. Seluruh zat yang diperlukan sebagai penyusun makhluk hidup ada di dalam lautan.
Air lautan, kita tahu berasal dari berbagai wilayah di permukaan bumi. Mata airnya berasal dari berbagai pegunungan di seantero daratan. la mengalir sebagai air sungai, dan melarutkan berbagai macam mineral dari seluruh wilayah bumi. Semuanya dibawa menuju lautan. Berkumpul di air samudera. Maka, seluruh zat penyusun tubuh makhluk hidup tersedia di sini.
QS. An Nuur (24) : 45
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
QS. Al Baqoroh (2) : 22
Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui
Air adalah komposisi utama makhluk hidup. Karena itu munculnya kehidupan di suatu planet mesti didahului oleh munculnya mekanisme sirkulasi air yang sempurna terlebih dahulu. Sehingga di ayat tersebut di atas Allah memberikan gambaran, setelah menjadikan bumi sebagai hamparan, Allah menurunkan hujan dari langit. Muncul mekanisme sirkulasi air: air hujan menyirami bumi, menghasilkan mata air, muncul sungai dan danau, lantas menuju ke lautan, dan akhirnya menguap kembali menjadi awan. Awan menghasilkan hujan yang menyebar di seluruh wilayah daratan. Mekanisme seperti ini memungkinkan munculnya kehidupan di muka bumi. Semua wilayah mendapat suplai air, dalam kadar yang berbeda-beda.
QS. Al An’aam (6) : 99
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (keberadaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Itulah fase ke dua dan ke tiga dalam penciptaan makhluk hidup, munculnya mekanisme air, yang kemudian diikuti oleh munculnya tumbuhan dan binatang dalam proses rantai makanan. Allah menetapkan kadar makanan untuk kelangsungan hidup di muka bumi, demikian Dia berfirman.
Sedangkan fase yang ke empat adalah munculnya makhluk berderajat paling tinggi di muka Bumi, yaitu manusia. Masuknya manusia adalah pada fase terakhir, ketika semua fasilitas kehidupan di muka bumi telah tersedia dalam mekanisme yang sempurna. Dalam keseimbangan berkelanjutan.
Sehingga, Allah menyebut segala yang ada ini diciptakan untuk manusia. Semuanya. Baik itu berupa habitat, tumbuh-tumbuhan, maupun binatang. Tetapi celakanya, meski manusia menjadi raja atas semua fasilitas itu, kelak terbukti, manusia pula yang lantas menghancurkan segala keseimbangan di bumi. Yang kemudian mencelakakan dirinya sendiri.
QS. Al Baqoroh (2) : 29
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
QS. Al Baqoroh (2) : 205
Dan ketika ia berpaling, ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.
Begitulah Allah menciptakan Bumi sebagai habitat manusia. Planet istimewa ini telah berusia lanjut, hampir 5 miliar tahun. Meskipun kehidupan manusia modern diperkirakan baru berlangsung sekitar puluhan ribu tahun saja.
MENUNGGU KEMATIAN BUMI
Kita semua memang hidup di fase-fase terakhir dari penciptaan Bumi. Fase dimana Bumi justru sedang mendekati ajalnya. Menjelang kematiannya.
Ya, Bumi semakin tua. Kini sedang menunggu datangnya maut. Entah kapan. Yang jelas kondisinya semakin lama semakin memburuk. Para ‘dokter’ mulai khawatir, Bumi sedang memasuki sekarat. Jika, ‘pengobatan’ yang diberikan tidak tepat dan segera, maka Bumi tidak akan tertolong lagi.
Celakanya, beban Bumi bukan sedang bertambah ringan. Melainkan semakin berat. Jumlah penduduknya berlipat 400% dalam waktu 100 tahun terakhir. Dari 1,5 miliar manusia di tahun 1900-an menjadi 6 miliar dewasa ini. Memasuki tahun ke 10 abad ke-21 ini penduduk bumi sudah mencapai 7 milyar lebih, dengan 0,15 milyar ada di pulau Jawa.
Konsekuensinya, Bumi dipaksa untuk menyediakan segala keperluan dasar kehidupan manusia seperti makanan, air bersih, energi, dan lain sebagainya secara cepat. Sejak lama bumi pun goyah dan mulai hilang keseimbangan. Apalagi, manusia melakukan eksploitasinya secara brutal. Tak mempertimbangkan kondisi Bumi yang sudah melemah. Bumi benar-benar memasuki fase-fase sekarat..!!
QS. Az Zalzalah (99) : 2
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban beratnya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (jadi begini)?”…
letusan gunung api. google.com
Nah teman2, jangan tambah lagi penderitaan bumi yang sudah sekarat ini.. Dengan cara apa? Kita sebaiknya hanya berkata yang baik-baik, mengerjakan yang baik2 saja, kita juga perlu berdoa kepada Sang Pemilik bumi ini supaya bumi masih dipanjangkan umurnya dan dijaga kesehatannya. Selama itu diharapkan manusia2 jahat mendapat petunjuk, bertaubat dan menjadikan bumi ini tempat yang berkah bukan tempat menerima murkah dan azab Allah…
sumber: dudung.net

Kamis, 04 November 2010

POSKO BANTUAN KWARDA DI YOGYAKARTA

Oleh : Relawan PINTAR | 27 Oktober 2010
Kwarda XII DIY membuka posko bantuan untuk didistribusikan kpd para korban &
pengungsi.
Bantuan bisa berupa : MPASI, susu bayi, bhn makan, selimut, masker, tenda,
dan logistik lain.
Bantuan bisa disalurkan/dikirim langsung ke Posko Pramuka Peduli Merapi di :
Sekretariat DKD DIY
Jl. Langensari Pengok, Yogyakarta.
Telp. (0274) 555383
Info lanjut bisa menghubungi :
Teguh P.A. (0274-6663577)
Misgianto (085743260160, 081375358055)
Riang P.A. (085228816700, 088802889403)