Selasa, 12 Oktober 2010

Mengenal survival

Survival merupakan kemampuan untuk bertahan hidup di dalam kondisi apapun. Survival juga bisa diartikan sebagai teknik dalam menghadapi berbagai ancaman yang mengancam keselamatan diri. Di kalangan penggiat out bond survival dimaknai sebagai kemampuan dan teknik bertahan terhadap kondisi yang membahayakan kelangsungan hidup yang terjadi di alam terbuka dengan mempergunakan perlengkapan seadanya. Pelaku dari survival sendiri disebut survivor.
Kemampuan bertahan hidup (survival) ini sangat penting dikuasai oleh setiap orang yang sering beraktifitas di alam bebas seperti pecinta alam dan pendaki gunung. Dengan memahami prinsip dasar survival, seorang survivor diharapkan mampu mempersiapkan diri (penguasaan medan, peralatan, dan teknik) dan mampu mengambil tindakan yang tepat.
Berdasarkan jenis medannya, Survival dapat dikategorikan menjadi 4 jenis yaitu:
  1. Survival di hutan (Jungle Survival)
  2. Survival di laut (Sea Survival)
  3. Survival di padang pasir (Desert Survival)
  4. Survival di dareah kutub (Antartic Survival)
Namun jika dilihat berdasarkan kondisi alam di indonesia, survival bisa juga mencakup kemampuan bertahan terhadap medan hutan belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapi, dsb. Dari masing-masing medan tersebut diperlukan persiapan dan penanganan yang kadang berbeda.
Ketika menghadapi kondisi yang menuntut untuk survival yang terpenting adalah tidak perlu panik. Hal ini biasanya di rumuskan dengan istilah “STOP” yang terdiri atas:
  • S : Seating (berhenti)
  • T : Thingking (berpikirlah)
  • O : Observe (amati keadaan sekitar)
  • P : Planning (buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan)
Sikap tidak panik ini sangat penting sehingga seorang survivor mampu menggunakan lima elemen dasar dalam survival dengan baik. Kemampuan memanfaatkan kelima elemen ini akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu survival. Kelima elemen dasar itu adalah: api, pelindung, sinyal, makanan dan minuman, dan pertolongan pertama.
  • Api
Api mempunyai peranan yang sangat penting dalam survival karena berfungsi sebagai penghangat tubuh (ketika malam), menghalau binatang buas, penerangan, memberikan sinyal bahaya dan untuk memasak makanan dan minuman.
Untuk menciptakan api bisa menggunakan dua cara yaitu dengan pemakaian alat (korek api) dan dengan cara alami. Karenanya sangat penting bagi seorang yang berada di alam bebas untuk selalu membawa korek api yang tahan air atau menyimpannya di tempat yang tahan air. Sedangkan untuk cara kedua, membuat api dengan cara alami salah satunya adalah dengan batu dan kayu kering yang tentunya membutuhkan keahlian khusus yang di dapat lewat latihan.
Yang perlu diingat, untuk menciptakan panas, ternyata api kecil mampu memberikan kehangatan yang lebih dibanding api besar. Untuk membuat api, bisa mencari potongan-potongan kayu. Kumpulkan secukupnya kemudian berilah sedikit minyak atau bahan lain yang mudah terbakar (plastik atau kertas) untuk memulai pembakaran.
  • Pelindung
Pelindung diartikan sebagai apa pun yang mampu melindungi tubuh dari sengatan matahari, dingin, angin hujan atau pun salju. Baju adalah pelindung pertama tubuh. Pakailah baju yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jika panas gunakan baju yang tipis. Sebaliknya jika cuaca sedang dingin pakailah baju tebal (hangat). Kenakan jas hujan bila turun hujan.
Selain baju, jika harus berdiam cukup lama di tempat dengan temperatur dingin atau sewaktu malam hari diperlukan bivouc atau tenda baik yang telah dipersiapkan dari rumah maupun mempergunakan bahan-bahan dari alam seperti gua, ranting pohon, dedaunan dan lain sebagainya.
  • Sinyal
Sinyal yang dimaksudkan di sini adalah segala sesuatu yang bisa dijadikan alat untuk meminta pertolongan atau memberitahukan kondisi dan lokasi kita. Alat yang dapat digunakan seperti api, cermin, lampu senter, bendera. Ada berbagai cara yang bisa dipakai untuk memberikan sinyal. Jika ingin memanfaatkan api untuk sinyal maka berhati-hatilah jangan sampai terjadi kebakaran. Gunakan sinyal cermin jika melihat pesawat atau orang pada jarak yang cukup jauh. Sedangkan bila malam tiba bisa menggunakan lampu senter untuk memberi sinyal. Atau bisa pula meminta perhatian dengan cara membuat asap dengan pembakaran. Selain itu, batu, balok atau kain yang berwarna mencolok bisa juga dimanfaatkan untuk memberikan sinyal.
  • Makanan dan minuman
Makanan dan minuman adalah hal vital. Karena itu, Anda harus pandai memanfaatkan persediaan air dan minuman yang sangat terbatas. Cobalah minum jika sedang haus atau sore hari. Pasalnya, manusia bisa hidup selama tiga hari lebih tanpa air. Selain itu, perhatikan soal makanan manusia mampu bertahan hidup tanpa makanan hingga 3 minggu karenanya jangan sembarang memakan tumbuhan yang belum dikenali benar.
  • Pertolongan pertama
Pertolongan pertama adalah pertolongan darurat atau sementara untuk menghindari bahaya yang lebih besar seperti pertolongan terhadap gigitan binatang dan hipotermia. Dalam memberikan pertolongan pertama bisa menggunakan peralatan (obat-obatan) yang telah kita persiapkan sejak awal ataupun memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar. Kemampuan memberikan pertolongan pertama memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang harus dilatih.

TEKNIK SURVIVAL HUTAN

Teknik survival adalah bagian dari THAB yang mempunyai pokok bahasan :
  1. PERSIAPAN PERJALANAN DAN KESEHATAN PERJALANAN.
  2. BOTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS.
  3. PIONEERING, meliputi :         navigasi, mountaineering, tali temali/jerat, pengetahuan medan, bivak, mencari air, membuat api, komunikasi lapangan, membaca jejak, manaksir jarak dan ketinggian.
Namun penerapannya dipengaruhi oleh faktor-faktor :
  1. Subyektif (jasmani rohani).
  2. Proses pelaksanaannya.
  3. Obyektif (kondisi lingkungan/medan).
  4. Faktor pendukung (sarana danprasarana kegiatan).

Definisi umum :
Survival itu apa yach? Ada yang tau ga’? yup betul survival adalah suatu usaha dalam keadaan darurat alias kepepet untuk mempertahankan diri dari ancaman lingkungan agar terus dapat mempertahankan hidup dan melanjutkan kegiatan/tugas yang sedang dilaksanakannya. Intinya berusaha untuk hidup dengan kondisi apa adanya.

Definisi khusus :
Bagi para petugas SAR, survival adalah usaha dalam keadaan terbatas untuk mengolah kebutuhan pendukung SAR secara maksimal dengan memanfaatkan factor alam yang ada disekitarnya sehingga kegiatan operasi SAR masih terlaksana.
Keadaan darurat/terbatas ini meliputi :
  1. Kesehatan jasmani dan rohani
contoh  : tegangan emosi, ketakutan, kesepian, tertekan, putus asa, putus cinta (yee….) dan terasing, kecelakaan, luka.
  1. Tersesat.
  2. Kondisi medan yang berat.
  3. Terbatasnya perlengkapan.
  4. Bahan makanan terbatas.

Jadi memang teknik survival hutan perlu disegarkan kembali agar permasalahan yang kurang dalam hal kemampuan, pengetahuan dan perlengkapan bisa diatasi dengan perencanaan, persiapan dan latihan sehingga dalam praktek yang sesungguhnya tidak menjadi persoalan baru yang lain selain operasi SAR itu sendiri.
Pembahasan ruang lingkup dibatasi, meliputi pemahaman :
  1.  Mampu mempraktekkan pengetahuan yang sesuai untuk kegiatan/tugas yang dikerjakan.
  2. Pengembangan teknis dan system pengelolaan survival.
  3. Peralatan survival yang tepat.

Pada prakteknya semua keadaan darurat yang terjadi dalam mengatasinya melalui tahap/tindakan :
  1. Menilai kesehatan secara keseluruhan dari tim.
  2. Melakukan komunakasi bila mungkin, agar keadaan darurat tidak berlarut-larut dan yang sakit dapat segera ditolong.
  3. Membuat perlindungan sementara dan perlengkapannya.
  4. Istirahat untuk mengembalikan kondisi.
  5. Evaluasi :          - menilai permasalahan yang sudah, sedang dan akan terjadi
- mencari sebab timbulnya keadaan darurat
- penentuan lokasi untuk pengelolaan keadaan darurat
- menyusun daftar makanan, air dan alat yang masih tersisa
- membagi tugas

AIR
Kebutuhan Air
Untuk kondisi manusia dapat hidup tanpa air dalam keadaan tubuh sehat maksimal selama empat hari. Akan mati 8-12 hari. Apa benar?kalau ga’ percaya buktikan sendiri.OK!. Bila ada air tetapi tak ada makanan, orang akan bertahan selama 3 minggu. Sedang kebutuhan dasar air pada manusia minimal 2,5 liter perhari. Naik turunnya kebutuhan air tergantung pada aktivitas kegiatan dan makanan yang dimakan, juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca atau alam.

Syarat Mutu Air
Air yang dikonsumsi manusia ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut :
  1. Syarat Fisik
Tak berbau, tak berasa, tak berwarna dan sejuk (dibawah suhu sekitar), jernih (kekeruhan 1mg/liter SiO2.
  1. Syarat Bakteriologi
-         Angka kuman 1 cc kurang dari 100 cc air.
-         Bakteri coli tak ada dalam 100 cc air.
  1. Syarat Chemis
-         Zat yang ada kurang dari 100 mg/liter
-         Zat organic kurang dari 10 mg/liter
-         Mengandung fluor dan yodium
-         Tak boleh mengandung gas H2S, NH4, NO3 kurang dari 20 mg/liter, NO2
Dalam praktek, persyaratan diatas yang paling mudah dipenuhi adalah syarat fisik, kemudian air dimasak (melalui proses penjernihan dan sterilisasi dengan obat), air langsung dapat diminum.

Macam Air
Mutu tingkat air dimulai dari kandungan zat-zat didalamnya
  1. Air terkontaminasi (CONTAMINATED WATER)
yaitu air yang mengandung racun, unsur kimia biologi, radiology (kibira) atau jasad renik yang dapat menimbulkan sakit.
  1. Air kotor terpolusi (POLLUTED WATER)
yaitu air yang mengandung bahan sampah, Lumpur atau limbah. Tak bisa dipakai karena tidak memenuhi syarat fisik.
  1. Air yang dapat dipakai (PORTABLE WATER)
yaitu air yang bebas kibira, racun dan organisme. Walau rasa kurang enak, sesudah dimasak bisa diminum
  1. Air nyaman (PALATABLE WATER)
yaitu air yang enak dan segar diminum.

Penjernihan Air
Supaya air menjadi “palatable water” tahap-tahapnya :
  1. Sedimentasi
yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri atau dicampur AlOH.
  1. Koagulasi
yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahan alkali sama dengan FCl2, NH4. non alkali sama dengan Na2SO4.
  1. Filtrasi
yaitu untuk menjernihkan air dengan pasir atau saringan diatomis.
  1. Sterilisasi
yaitu untuk membunuh organisme penyebab penyakit, cara :
-         Delapan tetes yodium tinetur 2,5%/liter  air selama 10 menit
-         KMnO4 (kalium permanganate)
-         Tablet halozone (untuk penjernih air)
-         Dicampur serbuk biji kelor 200mg/liter lalu diendapkan selama ½ jam.
  1. Untuk penghilang bau, warna, racun, adalh dengan karbon aktif seperti : norit, aqua nuchar, hidro darco

Sumber Air
  1. Air yang tidak perlu dimurnikan/palatable water
-         Air bron/mata air
-         Air sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan, mata air
-         Air dari tanaman :         * kelapa, kaktus dipotong diperas
* liana/rotan dengan memotong dekat tanah ditampung
* palmae diambil niranya
* ruas bambu, bonggol pisang, lumut
-     Air tampungan dari embun
  1. Air yang dimurnikan
-         Air berlumpur
-         Air yang tidak memenuhi syarat fisik.

Pencarian Air
  1. Pada tanah berbatu
-         Cari mata air pada daerah karst
-         Dari saluran air pada dinding lembah yang memotong lapisan berpori.
-         Pada daerah granit cari pinggir bukit  berumput paling hijau.
  1. Pada tanah gembur
-         Cari pada daerah lembah atau lereng.
-         Kadang terdapat genangan kecil, air harus disterilkan.
  1. Di pegunungan
-         Digali bekas aliran sungai pada kelokan sebelah luar.
-         Pada hutan lumut, ambil lumut lalu peras.
  1. Dari tumbuh-tumbuhan.
  2. Menampung embun.

Teknik Evakuasi Korban

Evakuasi adalah upaya pemindahan korban dari lokasi kejadian yang berbahaya ke
tempat yang memadai untuk diberi pertolongan atau untuk ditindaklanjuti dengan
kondisinya guna kelangsungan hidupnya. Dalam melakukan evakuasi, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu situasi dan kondisi dalam evakuasi, kondisi
korban dan kondisi penolong sendiri. Hal utama yang perlu diperhatikan sebelum
melakukan evakuasi yaitu kontrol keadaan korban secara medis, tapi tetap
disesuaikan dengan kondisi trauma korban. Ketiga keadaan tersebut pada akhirnya mengharuskan kita untuk memilih maneuver evakuasi yang
khas, seperlunya, dengan tidak membuang waktu!
1. Aturan
umum tentang evakuasi :
 ~ Perhatikan kondisi korban, apakah
mengalami cedera atau trauma yang   membutuhkan kehati-hatian dalam
pengevakuasian.
 ~ Bila mungkin,
terangkan kepada korban apa yang akan dilakukan, agar  dapat  bekerjasama.
 ~ Jangan pindahkan korban sendiri
kalau bantuan belum tersedia.
 ~ Jika beberapa orang melakukan evakuasi, 1 orang
memberikan  komando
 ~ Angkat
dan bawa korban dengan benar agar tidak mengalami cedera  otot/sendi
 ~ Jangan abaikan
keselamatan penolong sendiri.
2. Aturan dalam mengangkat dan menurunkan korban :
 ~ Tempatkan
posisi kaki senyaman mungkin, salah satu kaki ke depan  guna menjaga keseimbangan
 ~ Tegakkan badan
dan tekukkan lutut
 ~ Pegang korban / balut dengan
seluruh jari tangan
 ~ Usahakan berat korban yang
diangkat dekat dengan penolong
 ~ Jika
kehilangan keseimbangan / pegangan, letakkan korban, atur posisi  kembali, lalu mulai
kembali mengangkat.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan bila membawa korban
dengan tandu :
 ~ Tandu
diperiksa dari kerusakan, dicoba apa mampu menahan berat  korban
 ~ Korban tidak sadar yang dibawa ke
tempat jauh, sebaiknya selalu diikat
 ~ Penolong yang paling berpengalaman, memberi
komando untuk tiap  gerakan
 ~ Kaki korban
selalu di depan, kecuali pada keadaan :
 # Korban
cedera tungkai berat menuruni tangga / turun di  tempat yang miring
 # Korban hipotermia,
menuruni tangga/turun di tempat yang miring
 # Korban dengan stroke/kompresi otak tidak boleh
di angkat  dengan
kepala lebih rendah dari kaki
4. Cara mengusung korban :
Satu orang penolong :
Ø Mengusung untuk jarak
dekat
Cara menarik
penderita untuk jarak pendek Cara ini hanya dilakukan apabila sudah pasti tidak
ada tanda-tanda patah tulang leher, tulangBelakang, tulang tengkorak, dan gegar
otak.
Ø Tongkat manusia
1. Anda berdiri di
samping korban pada sisi yang cedera atau lemah. Lengannya dilingkarkan di bahu
anda dan peganglah tangan atau pergelangan tangannya.
2. Lengan anda yang satu lagi melingkar di pinggang korban,
dan pegang baju atau pinggangnya.
3. Langkahkan kaki yang sebelah dalam dan berjalan
disesuaikan dengan kecepatan korban. Tongkat atau dahan kayu dapat menjadi
penompang tambahan. Korban harus ditenangkan.
Ø Mengusung korban yang sadar tetapi tidak  dapat
berjalan sendiri
 Cara mengusung korban yang tidak mampu
berjalan sendiri dan lemas. Meskipun sadar, korban hanya mampu menggantungkan
tangannya secara pasif ke leher penolong.
Ø Cara mengendong
1. Anda jongkok di samping korban, selipkan
lengan di sekitar tubuhnya, di atas pergelangan tangan.
2. Selipkan lengan yang satunya di bawah
paha korban. Badannya dipeluk kearah anda dan angkat.
Ø Cara ditarik
1. Letakkan tangan korban menyilang pada dadanya. Anda
jongkok di belakang korban, pegang melalui ketiak, dan angkat.
2. Jika korban bisa
duduk, silangkan lengannya pada dada.
Pegang
pergelangan tangan melalui ketiak dan angkat.
3. Jika korban memaai jaket , lepaskan
kancingnya, dan tarik jaket ke bawah kepalanya. Pegang jaket melalui bahunya
dan angkat.
Ø Mengusung melalui lorong
sempit
 Mengusung korban yang pingsan melalui
lintsan yang sempit ( misalnya terowongan atau di lorong kapal). Tangan korban
diikat dan digantungkan pada leher penolong.
Ø Mengangkat penderita yang tidak sadar  dengan
cara katak
 Korban ditidurkan diatas punggung
penolong, kemudian penolong berjalan merangkak
Ø Mengusung dengan selimut pada korban pingsan
 Mengusung
korban yang pingsan dengan selimut yaitu korban yang seharusnya diusung dengan
usungan.
Dua orang penolong
:
Ø Mengusung korban dengan menggunakan tangan sebagai tandu,
 dikerjakan oleh dua orang




Ø Kursi dua tangan
1. Jingkokkan kedua sisi korban, silangkan lengan dipunggung
korban dan pegang ikat pinggangnya.
2. Kedua lengan yang lain diselipkan bawah
lutut korban, dan penolong saling memegang pergelangan tangan. Lengan yang
saling memegang dibawa ke pertengahan paha korban.
3. Bergeraklah mendekati korban, punggung tetap lurus,
bangkit pelan-pelan dan jalan bersama-sama.

Ø Mengangkat depan belakang
1. Korban didudukan dan tangannya disilangkan pada dada
2. Jongkok di belakang
korban, selipkan lengan melalui ketiak korban dan pegang pergelangan tangannya
kuat-kuat
3. Penolong jongkok di samping korban dan lengannya di
selipkan di bawah paha korban
4. Bekerja secara serentak, bangkit
pelan-pelan dan berjalan.
 Catatan : jangan melakukan cara ini pada cedera lengan
atau  bahu
Ø Kursi pengangkut
 Mengusung korban
dengan  menggunakan kursi sebagai  tandu.
Ø Kursi
sebagaitandu pada  lorong yang sempit.
Tiga
orang penolong :
Ø Cara meletakan tangan untuk mengusung korban yang  seharusnya diusung dengan usungan


5. Cara mengangkat tandu :
Langkah-langkah
dalam mengangkat tandu :
- Seorang pengangkat berdiri di keempat ujung tandu. Jika ada tiga orang, dua berdiri dekat
kepala dan satu pada kaki
- Seorang pengangkat berdiri di keempat ujung tandu. Jika
ada tiga orang, dua berdiri dekat kepala dan satu pada kaki. Semua pengangkat
jongkok dan memegang mengikuti aba-aba, bangkit serentak dan berdiri memegang
tandu secara rata
- Aba-aba berikutnya semua pengangkat melangkahkan kaki
sebelah dalam dengan langkah pendek
- Untuk menurunkan korban, para pengangkat berhenti kalau
ada aba-aba. Pada aba-aba berikutnya semua jongkok dan meletakkan tandu
hati-hati.
Cara
mengangkat tandu yang baik :
- Mengangkat dan
menurunkan tidak boleh salah, baik korban maupun anda sendiri.
Anda harus selalu menggunakan otot
seperti paha, pinggul dan bahu dengan mengikuti peraturan berikut :
 #
Tempatkan posisi kaki anda senyaman
mungkin
 #
Salah satu kaki agak ke depan
 # Posisi
seperti ini berguna untuk   menjaga
keseimbangan.
 # Tegakkan badan dan lekukkan
lutut anda
 # Usahakan berat
korban yang anda angkat dekat dengan anda.
 # Bila anda mulai kehilangan keseimbangan,
rendahkan korban  aturlah            posisi atau pegangannya kembali jika perlu, lalu mulailah mengangkatnya.

Tandu Buatan Sendiri
Meskipun dalam keadaan darurat kita bisa membuat tandu,
tetapi sebaiknya ditunggu sampai bantuan dan peralatan khusus datang. Jika anda
harus memindahkan korban ke tempat terlindung, tandu dapat dibuat dari
permukaan yang keras seperti pintu, tongkat, atau papan iklan.
Dapat juga
dengan menyisipkan tiang melalui lengan jaket atau anorak.
Kekuatan tandu harus selalu dicoba dulu
sebelum digunakan.
Selimut Pengangkat
  1. Selimut digulung menurut panjangnya sampai setengah
         dari lebarnya dan letakkan di samping korban. Korban digulingkan pada
         sisinya dan selimut digulung di bawah punggungnya.
  2. Korban digulungkan kea rah selimut dan samping. Gulungan
         selimut dibuka hingga korban tepat berbaring diatasnya.
  3. Selimut yang
         telah terbuka digulung kearah korban dengan erat dan gulungan ini sebagai
         pegangan bagi pengangkat.
  4. Dua pengangkat
         jongkok di kedua sisi korban pada tubuh dan kakinya.
    Gulungan dipegang dengan kuat.
  5. Keempat
         pengangkat mengangkat korban serentak dengan cara mencondongkan badan ke
         belakang lalu meluruskan lutut.
Menggunakan Satu Selimut:
  1. Selimut terbuka diletakan diagonal diatas tandu,
         sehingga ujung-ujungnya mengantung di pinggir, atas, dan bawah tandu.
  2. Korban
         diletakkan ditengah tandu. Terangkan apa yang akan anda lakukan. Ujung
         yang menggulung ditutup pada kakinya dan diselipkan dibawah pergelangan
         kaki.
  3. Ujung yang di
         samping di pasang menyelimuti korban kemudian diselipkan dibawah badannya
  4. Lipat sisi
         lainnya dan selipkan ke dalam.
    Tenangkan
         korban dan terangkan apa yang akan anda lakukan.
  5. Selipkan bagian atas selimut ke kepala dan leher
         korban, hingga tertutup. Sementara wajah dibiarkan terbuka.

3 Hari ke Depan Indonesia Dilanda Hujan Lebat dan Petir

Sebagian besar wilayah Indonesia akan diguyur hujan lebat disertai kilat dan petir. Cuaca ekstrim tersebut mulai melanda Indonesia sejak tanggal 17 sampai 20 September mendatang.
Berdasarkan rilis yang diterima detikcom, dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Jumat (17/9/2010), pusaran angin tertutup tersebut terjadi di Samudera Hindia bagian Barat Sumatera. Selain itu, di daerah Laut Flores hingga Jawa dan Papua Timur hingga Papua Barat juga terjadi pumpunan angin yang memanjang.
Akibatnya, wilayah Pantai Barat Sumatera bagian Tengah, Sumatera bagian Selatan serta Jawa bagian Barat Kalimantan, Sulawesi bagian Selatan dan Barat, Maluku Tengah serta Papua terjadi pertumbuhan awan hujan yang tidak biasa.
Ada pun wilayah-wilayah yang berpotensi akan diguyur hujan lebat tersebut adalah bagian pulau Sumatera, termasuk Sumatera Utara bagian Barat, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan bagian Selatan, Bengkulu, dan Lampung. Untuk pulau Kalimantan, meliputi wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian Utara, Kalimantan Timur bagian Timur, Kalimantan Selatan.
Sedangkan untuk pulau Jawa, wilayah yang ikut merasakan cuaca ekstrim yakni Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur bagian Tengah dan Selatan. Dan untuk kawasan timur Indonesia meliputi, NTB bagian Barat, Sulawesi Utara dan Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan bagian Selatan, Sulawesi Tenggara bagian Selatan, Maluku Utara serta Papua bagian Barat dan Tengah.
Bagi Anda yang akan bepergian, disarankan untuk lebih berhati-hati karena cuaca yang tidak menentu. Mungkin saja ini bisa menggangu perjalanan Anda.
sumber: detik

Photo Lokasi Bencana Gempa Cianjur Selatan




Akibat gempa Rabu (2/9) berkekuatan 7,3 skala richter yang berpusat di 142 kilometer barat daya Tasikmalaya turut menguncang Cianjur. Sembilan kecamatan di wilayah Cianjur Selatan, mengalami kerusakan. Sebagian besar bangunan rumah warga mengalami rusak berat baik di bagian genteng dan tembok rumah, retak, bahkan nyaris rata dengan tanah. Yang terparah di Kecamatan Cibinong, Desa Cikangkareng. Sekitar lima hektar perkampungan tertimbun bebatuan dengan ukuran mulai dari sebesar kerikil hingga sebesar mobil. Material longsoran berasal dari tebing di depan kampung. Seluruh rumah di kawasan Babakan Caringin tak kelihatan lagi bentuknya. Jumlah korban hilang mencapai 54 orang dan 25 orang di antaranya sudah dievakuasi dalam keadaan tewas.

Bencana landa 8 kecamatan di Cianjur

Ahmad Mufid Aryono 21 Februari 2010 Cianjur (Espos)–Tingginya curah hujan yang turun di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menambah luas bencama alam di daerah itu.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, mencatat sedikitnya 5 kecamatan di Cianjur bagian Selatan terkena bencana alam, longsor dan banjir.
Tercatat Minggu (21/2), bencana alam akibat air bah, meluas menjadi delapan kecamatan. Namun angka tersebut ungkap Humas BPBD Cianjur, Dedi Heryana, diperkirakan akan terus bertambah. “Tingginya curah hujan yang turun selama beberapa hari terakhir, diperkirakan akan ada kecamatan lain yang mengalami bencana karena kondisi tanahnya rentan longsor,” katanya.
Menurutnya, dari delapan kecamatan yang terkena bencana alam, banjir dan longsor, kecamatan paling parah kondisinya Kecamatan Kadupandak. Akibat air bah, 15 rumah terendam banjir dan dua rumah terbawa arus, serta 50 hektar sawah rusak berat. Sedangkan di kecamatan lain tidak terlalu parah.
Sedangkan di Kecamatan Cibinong, tepatnya di Desa Cimaskara, sedikitnya 20 rumah terendam banjir. Di Kecamatan Cipanas, tepatnya di Desa Cimacan, 20 rumah terancam longsor. “Kami terus melakukan penanganan serius ke lokasi bencana alam. Bahkan kami menyiagakan tim cepat tanggap 24 jam.”
Delapan  kecamatan yang mengalami bencana alam, yaitu Naringgul, Cidaun, Kadupandak, Pegelaran, Campaka ,Cibeber, Cibinong, Cipanas. Hingga saat ini, warga Kadupandak, sementara waktu mengungsi ke rumah warga lainnya yang dinilai aman.
Saat ini, air setinggi paha orang dewasa masih merendam rumah mereka. “Warga hanya bisa pasrah menerima musibah ini dan berharap, air segera surut,”kata Wahyu, 36, warga setempat.